Wednesday, August 22, 2018

Metode Harga Pokok Pesanan Biaya (Full Costing)

Metode Harga Pokok Pesanan Biaya (Full Costing) - Pembahasan metode harga pokok produksi akan dipertamai dengan uraian mekanisme pencatatan biaya materi baku, lalu akan dilanjutkan dengan uraian pencatatan biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik dan pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer dari Bagian Produksi ke Bagian Gudang. Untuk mempergampang pemahaman diberikut disajikan pola sebagai diberikut:

PT Hasta bergerak dalam bidang percetakan memberlakukan cara tiruana pesanan diproduksi berdasarkan spesifikasi dari pemesan, dan biaya produksi dikumpulkan berdasarkan pesanan yang diterima. (Gambar 4.4)

Metode Harga Pokok Pesanan  Biaya Metode Harga Pokok Pesanan  Biaya (Full Costing)


Pendekatan yang digunakan perusahaan dalam penentuan harga pokok produksi yaitu full costing. Untuk sanggup mencatat biaya produksi, tiap pesanan didiberi nomor, dan setiap dokumen sumber dan dokumen pendukung didiberi identitas nomor pesanan yang bersangkutan.

Dalam bulan November 2008, PT Hasta menerima pesanan untuk mencetak undangan sebanyak 1.500 lembar dari PTTamma. Harga yang dibebankan kepada pemesan tersebut yaitu Rp3.000 per lembar. Dalam bulan yang sama perusahaan juga mendapatkan pesanan untuk mencetak pamflet iklan sebanyak 20.000 lembar dari PT Hasna dengan harga yang dibebankan kepada pemesan sebesar Rp l.000 per lembar. Pesanan dari PT Tamma didiberi nomor 101 dan pesanan dari PT Hasna didiberi nomor 102. 


misal Ilustrasi Aktivitas Kegiatan Produksi dan Kegiatan Lain untuk Memenuhi Pesanan
misal ilustrasi acara kegiatan produksi dan kegiatan lain untuk memenuhi pesanan secara ringkas sanggup di lihat sebagai diberikut. (Untuk full nya pilih link)
1. Pembelian materi baku dan materi penolong. 
Bahan baku dan materi penolong tersebut dibeli oleh Bagian Pembelian. Bahan tersebut lalu disimpan dalam gudang menanti saatnya digunakan dalam proses produksi untuk memenuhi pesanan tersebut.
2. Pemakaian materi baku dan penolong dalam produksi. 
Untuk sanggup mencatat materi baku yang digunakan dalam tiap pesanan, perusahaan memakai dokumen yang disebut bukti seruan dan pengeluaran barang gudang.
3. Pencatatan biaya tenaga kerja 
Dalam metode harga pokok pesanan harus dipisahkan antara upah tenaga kerja pribadi dengan upah tenaga kerja tidak langsung.
4. Pencatatan biaya overhead pabrik. 
Pencatatan biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua: pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka dan pencatatan biaya overhead pabrik yang bahu-membahu terjadi.
5. Pencatatan harga pokok produk jadi. 
Pesanan yang sudah selesai diproduksi ditransfer ke Bagian Gudang oleh Bagian Produksi. Harga pokok pesanan yang sudah selesai diproduksi ini sanggup dihitung dari gosip biaya yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.
6. Pencatatan harga pokok produk dalam proses. 
Pada simpulan periode kemungkinan terdapat pesanan yang belum selesai diproduksi. Biaya yang sudah dikeluarkan untuk pesanan tersebut sanggup dilihat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Kemudian dibentuk jurnal untuk mencatat persediaan produk dalam proses dengan mendebit rekening Persediaan Produk Dalam Proses dan mengkredit rekening Barang Dalam Proses.
7. Pencatatan harga pokok produk yang dijual. 
Harga pokok produk yang diserahkan kepada pemesan dicatat dalam rekening Harga Pokok Penjualan dan rekening Persediaan Produk Jadi.
8. Pencatatan pendapatan penjualan produk. 
Pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk kepada pemesan dicatat dengan mendebit rekening Piutang Dagang dan mengkredit rekening Hasil Penjualan.

0 comments

Post a Comment